Dunia
anak adalah dunia bermain. Kegiatan bermain adalah kegiatan yang paling
menyenangkan bagi anak. Terkadang hampir sebagian waktu anak, dihabiskan untuk
keasyikannya bermain. Melalui kegiatan bermain anak banyak belajar dan
mencapai perkembangan personal sosial, bahasa, motorik halus dan motorik
kasar.
Bermain
juga merupakan aktifitas dimana anak dapat melakukan dan mempraktekkan
ketrampilan, mengekespresikan pemikiran, meningkatkan kreatifitas dan
menyiapkan diri berperan dan berperilaku dewasa (Hidayat, 2005).
Aktifitas
bermain memang berbeda dengan aktifitas lainnya. Dalam bermain anak sebenarnya
sedang belajar, (Prasetyono, 2008). Akan tetapi banyak orangtua beranggapan
bahwa bermain merupakan hal yang sia sia dan hanya membuang waktu belaka. Sebagian
orang tua terkadang tidak memberi perhatian pada aktifitas bermain anak.
Ciri
bahwa aktifitas bermain merupakan aktifitas belajar disampaikan oleh Praseyono
(2008) antara lain : Aktifitas bermain menimbulkan efek yang menyenangkan,
dilakukan secara spontan dan sukarela,dan ada aturan yang di
ciptakan yang harus dipatuhi oleh pemainnya sendiri serta bersifat insidental.
Dalam bermain anak juga belajar dan termotivasi untuk menyenangi
permainannya.
Melakukan
aktifitas bermain hendaklah harus mengandung unsur pembelajaran. Aneka
permainan dapat dilakukan oleh anak, namun tidak semua aktifitas bermain tepat
untuk dilakukan oleh anak. Beberapa jenis permainan bahkan terkadang cenderung
berbahaya bagi anak. Sebagai contoh, pisau merupakan benda yang berbahaya bagi
anak sebagai mainan, namun pisau bisa menjadi sarana permainan yang bernilai
positif jika ada prasarat terntentu. antara lain bukan dalam bentuk yang
sebenernya(imitasi), anak sudah cukup umur, dan yang terpenting selama bermain
anak mendapat bimbingan dan pendampingan, serta digunakan untuk berlatik
kmotorik halus berupa ketrampilan memotong. Untuk jenis permainan yang
cenderung berbahaya, harus dilakuakn secara hati hati dan mendapat
pengawasan orangtua.
Beberapa
petunjuk yang dapat digunakan orangtua untuk menggunakan metode bermain sambil
belajar Praseyono (2008):
1. Gunakan permainan yang sesungguhnya.
Semisal
orangtua mau mengajarkan motorik halus berupa menuang minuman ke dalam
cangkir, lakukan dengan yang sebenarnya, misalnya belajar menuangkan minum ke
dalam gelas dan memberikannya kepada saudara atau anggota keluarga lain.Mungkin
hasilnya tidak seperti yang di bayangkan tetapi kesempatan yang diberikan
orangtua merupakan pengalaman belajar yang sangat bermanfaat.
2. Rencanakan ketrampilan baru yang akan
diajarkan ke anak
Jika
anak memang belum berhasil mencapai melakukan aktifitas yang di harapkan,
perhatikan dan ajarkan dengan teknik yang lebih sederhana.
3. Ketika jenis permainan berupa kegiatan
mencontoh, lakukan aktifitas tersebut dengan pelan dan berulang .
Bagi
anak, bermain merupakan wahana belajar dan mendewasakan diri. Tanpa
bermain proses tumbuh kembang anak akan terganggu. Demikian pula sebaliknya,
memberikan kebebasan bermain sebebas bebasnya justru malah menyesatkan anak.
Karena tidak sedikit permainan yang menimbulkan bahaya dan dampak negatif.
Tanpa bimbbingan dan arahan orangtua, proses tumbuh kembang tidak akan
sempurna. Perhatian dan keterlibatan orangtua dalam aktifitas bermain
anak akan mendorong anak belajar dan meningkatkan kesempurnaan tumbuh
kembangnya.
SUMBER
Hidayat,
A.(2005).Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I. Salemba Medika.Jakarta.
Muliawan,
J.,U.(2009). Tips Jitu Memilih
Mainan: Positif dan Kreatif untuk anak Anak. Diva Press. Jogjakarta.
Prasetyono, d., S.(2008). Biarkan Anakmu Bermain. Diva Press. Jogjakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar